Sinyal Wi-Fi Tak Berbahaya untuk Kesehatan, Ini Buktinya
Mungkin kamu pernah mendengar pernyataan bahwa sinyal Wi-Fi yang selama ini kita gunakan untuk bisa internetan berbahaya bagi kesehatan kita, terutama bagi otak. Bukan hanya risiko kanker otak, tapi juga tumor otak dan gangguan otak lainnya.
Namun, tulisan Jack Schofield, editor komputer Guardian dan laporan dari WHO dan Cancer Reaearch UK menyatakan hal yang berbeda. Dilansir dari Kompascom, Rabu (16/3/2016), baik Guardian maupun Cancer Research UK, sama-sama menyatakan bahwa gelombang frekuensi radio yang berasal dari Wi-Fi (terutama di rumah, kantor dan tempat publik), umumnya tak memiliki pengaruh apapun terhadap otak, sekalipun itu otak bayi.
Namun, tulisan Jack Schofield, editor komputer Guardian dan laporan dari WHO dan Cancer Reaearch UK menyatakan hal yang berbeda. Dilansir dari Kompascom, Rabu (16/3/2016), baik Guardian maupun Cancer Research UK, sama-sama menyatakan bahwa gelombang frekuensi radio yang berasal dari Wi-Fi (terutama di rumah, kantor dan tempat publik), umumnya tak memiliki pengaruh apapun terhadap otak, sekalipun itu otak bayi.
Karena itulah, sinyal Wi-Fi tak akan memicu gangguan kesehatan, termasuk gangguan otak, baik dalam bentuk tumor, kanker, dan lain sebagainya.Wi-Fi (Hai-Online)
Sementara, International Agency for Research in Cancer juga menyatakan bahwa sinyal Wi-Fi termasuk ke dalam golongan 2B alias agen yang bersifat karsinogen. Golongan 2B artinya agen tersebut baru mungkin memicu kanker kalau dalam kondisi tertentu. Dalam hal Wi-Fi, artinya gelombang radionya harus berintensitas sangat tinggi dan paparannya harus sangat intens.
Pernyataan IARC yang menjadi salah satu dasar argumen kabar buruk tentang Wi-Fi, sejalan dengan laporan Cancer Research UK. Lengkapnya, Cancer Research UK mengatakan radiasi dari Wi-Fi afalah radiasi non-ion. Hampir semua radiasi non-ion memiliki energi yang sangat lemah dibanding radiasi ion.Wi-Fi (Hai-Online)
Radiasi non-ion banyak digunakan untuk teknologi komunikasi, alat elektronik dan gadget, termasuk microwave, radio, remote TV, remote AC, telepon rumah, walkman, TV dan tape recorder kamu. Di antara semua perabot itu, radiasi Wi-Fi termasuk yang energinya paling lemah.
Berpuluh-puluh tahun sejak keberadaan benda-benda itu, termasuk keberadaan Wi-Fi, tak pernah ditemukan peningkatan kasus gangguan kesehatan otak akibat paparan gelombang radio dari benda-benda tersebut. Bahkan, stasiun transmisi Wi-Fi (BTS) masih termasuk gelombang radio berfrekuensi rendah.Wi-Fi (Hai-Online)
Wi-Fi, terutama di rumah-rumah, perkantoran dan tempat publik, ratusan ribu kali di bawah ambang batas berbahaya menurut standar internasional. Karenanya, Wi-Fi dimasukkan dalam kelompok type of radiation extremely low frequency EMF atau tipe gelombang elektromagnetik yang rendahnya ekstrem.
Menanggapi beredarnya premis prematur tentang bahaya Wi-Fi, badan kesehatan PBB, WHO, mengeluarkan pernyataan sebagai berikut:
“Di bidang efek biologis dan aplikasi medis radiasi non-ion, setelah menganalisa dan melakukan kajian mendalam terhadap 25.000 artikel berbasis studi ilmiah dan literatur ilmiah selama 30 tahun terakhir, meskipun ada beberapa orang yang mengatakan bahwa penelitian lanjutan perlu dilakukan, WHO menyimpulkan bahwa bukti yang ada saat ini nggak mengonfirmasi keberadaan konsekuensi kesehatan dari paparan medan elektromagnetik tingkat rendah.”Wi-Fi (Hai-Online)
Namun, kalau kamu masih khawatir dan tak percaya akan penelitian dan kajian-kajian para ahli dan badan-badan kesehatan di atas, Jack menganjurkan agar menjaga jarak dengan perangkat Wi-Fi sejauh minimal satu meter, tidak meletakkan laptop di pangkuan tetapi di meja, menggunakan earphone atau headset saat menggunakan ponsel, mengusahakan pembicaraan via ponsel sesingkat mungkin, dan memangkas waktu penggunaan internet, microwave, TV, radio, dan perangkat berbasis radiasi non-ion lainnya.
sumber:
jadiberita
Sementara, International Agency for Research in Cancer juga menyatakan bahwa sinyal Wi-Fi termasuk ke dalam golongan 2B alias agen yang bersifat karsinogen. Golongan 2B artinya agen tersebut baru mungkin memicu kanker kalau dalam kondisi tertentu. Dalam hal Wi-Fi, artinya gelombang radionya harus berintensitas sangat tinggi dan paparannya harus sangat intens.
Pernyataan IARC yang menjadi salah satu dasar argumen kabar buruk tentang Wi-Fi, sejalan dengan laporan Cancer Research UK. Lengkapnya, Cancer Research UK mengatakan radiasi dari Wi-Fi afalah radiasi non-ion. Hampir semua radiasi non-ion memiliki energi yang sangat lemah dibanding radiasi ion.Wi-Fi (Hai-Online)
Radiasi non-ion banyak digunakan untuk teknologi komunikasi, alat elektronik dan gadget, termasuk microwave, radio, remote TV, remote AC, telepon rumah, walkman, TV dan tape recorder kamu. Di antara semua perabot itu, radiasi Wi-Fi termasuk yang energinya paling lemah.
Berpuluh-puluh tahun sejak keberadaan benda-benda itu, termasuk keberadaan Wi-Fi, tak pernah ditemukan peningkatan kasus gangguan kesehatan otak akibat paparan gelombang radio dari benda-benda tersebut. Bahkan, stasiun transmisi Wi-Fi (BTS) masih termasuk gelombang radio berfrekuensi rendah.Wi-Fi (Hai-Online)
Wi-Fi, terutama di rumah-rumah, perkantoran dan tempat publik, ratusan ribu kali di bawah ambang batas berbahaya menurut standar internasional. Karenanya, Wi-Fi dimasukkan dalam kelompok type of radiation extremely low frequency EMF atau tipe gelombang elektromagnetik yang rendahnya ekstrem.
Menanggapi beredarnya premis prematur tentang bahaya Wi-Fi, badan kesehatan PBB, WHO, mengeluarkan pernyataan sebagai berikut:
“Di bidang efek biologis dan aplikasi medis radiasi non-ion, setelah menganalisa dan melakukan kajian mendalam terhadap 25.000 artikel berbasis studi ilmiah dan literatur ilmiah selama 30 tahun terakhir, meskipun ada beberapa orang yang mengatakan bahwa penelitian lanjutan perlu dilakukan, WHO menyimpulkan bahwa bukti yang ada saat ini nggak mengonfirmasi keberadaan konsekuensi kesehatan dari paparan medan elektromagnetik tingkat rendah.”Wi-Fi (Hai-Online)
Namun, kalau kamu masih khawatir dan tak percaya akan penelitian dan kajian-kajian para ahli dan badan-badan kesehatan di atas, Jack menganjurkan agar menjaga jarak dengan perangkat Wi-Fi sejauh minimal satu meter, tidak meletakkan laptop di pangkuan tetapi di meja, menggunakan earphone atau headset saat menggunakan ponsel, mengusahakan pembicaraan via ponsel sesingkat mungkin, dan memangkas waktu penggunaan internet, microwave, TV, radio, dan perangkat berbasis radiasi non-ion lainnya.
sumber:
jadiberita
0 Komentar:
Post a Comment